Orang tua perlu lebih memperhatikan jajanan anaknya. Terutama makanan ringan dan aneka minuman manis.
Orang tua perlu lebih memperhatikan jajanan anaknya. Terutama makanan ringan dan aneka minuman manis. Hati-hati jangan sampai anak Anda terkena penyakit tidak menular (PTM) serius akibat terlalu banyak makan yang manis-manis.
Misalnya saja obesitas atau gagal ginjal. Pengamat kebijakan publik Muhammad Gumaran menilai kehadiran pemerintah diperlukan untuk mencegah PTM. Hal ini dapat dicapai dengan memperkenalkan peraturan makanan ringan. Itu saja, katanya.
Belum ada peraturan yang dapat mengatur konsumsi jajanan tersebut.
“Saya kira perlu aturan yang tegas untuk mengawasi jajanan ini.
Saat ini belum ada aturan mengenai hal itu,” kata Gumaran, Jakarta, Selasa (22 Oktober 2024)
Beberapa kasus PTM telah terjadi.
Salah satunya adalah gagal ginjal sehingga 60 anak harus menjalani perawatan gagal ginjal di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSCM) Ciputo Mangunkusumo.
Selain itu, data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan kasus diabetes pada anak terus meningkat. Kami menemukan bahwa kasus diabetes tipe 1 pada anak-anak meningkat sebesar 70% dari tahun 2010 hingga 2023.
Dokter spesialis anak, dr William Cheng, Sp.A mengatakan, produk jajanan yang dikategorikan sebagai ultra processed food, konsumsinya harus dikontrol. Jangan sampai berlebihan, membahayakan anak.
Sebab, kata dia, produk tersebut mengandung kalori serta lemak yang cukup tinggi. Sementara makanan yang masuk kategori ultra processed food itu, memiliki kalori dan lemak yang cukup tinggi. "Tapi proteinnya rendah,” kata William.
Menurutnya, anak di masa pertumbuhan harus mendapat asupan yang bergizi, bukan berkalori. Baik makronutrien dan mikronutrien harus secara bersamaan dipenuhi agar tumbuh kembang anak menjadi lebih baik.
“Harus mengandung makro dan mikronutrien yang lengkap ya. Makro itu zat besi yang besar. Ada tiga, karbohidrat, lemak dan protein. Mikro ada vitamin dan mineral, jadi harusnya lengkap,” ucap William.
Dia menyebut salah satu PTM yang semakin bertambah adalah diabetes. Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan kasus diabetes tipe 1 pada anak usia 12 sampai 18 tahun mengalami kenaikan hingga 70 persen dalam rentang waktu antara 2010 hingga 2023.
Sementara diabetes tipe 2 yang umumnya berkaitan dengan gaya hidup juga meningkat. Hal itu mengonfirmasi adanya faktor lingkungan yang menyebabkan peningkatan diabetes pada anak. “Artinya ada faktor lingkungan di situ,” ujar dr. William.
Oleh karena itu, dia pun menyebut perlu ada regulasi dan pengawasan yang lebih dari pemerintah. Salah satu hal yang perlu diterapkan adalah keterangan di label kemasan untuk mengindikasikan tingkat gizi pada produk tersebut.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.