Pada 27 Februari, perusahaan teknologi raksasa HP mengumumkan bahwa mereka akan memangkas hingga 2.000 pekerjaan sebagai bagian dari rencana restrukturisasi yang sedang berlangsung.
Tsunami pemutusan hubungan kerja di bidang teknologi semakin parah pada bulan Februari lalu. Ini bahkan merupakan yang terburuk dalam enam bulan terakhir. Secara keseluruhan, sekitar 15.000 orang kehilangan pekerjaan mereka.
Beberapa perusahaan besar seperti Meta, HP, dan Workday telah melakukan pengurangan besar-besaran pada jumlah karyawan mereka. Berdasarkan data dari situs pemantau PHK, Layoffs.fyi, selama bulan Februari, terdapat 46 perusahaan yang memecat total 15.994 pegawai.
Jika kita bandingkan dengan bulan Januari, frekuensi PHK meningkat sekitar 184 persen di bulan Februari. Bulan lalu, dilaporkan hanya ada 25 perusahaan yang melakukan PHK dengan total 5.641 karyawan yang terpengaruh.
PHK Besar-besaran di Meta
Di awal Maret, Meta dilaporkan telah melakukan pemecatan yang mungkin akan berdampak pada sekitar 5 persen dari total karyawannya, yaitu sekitar 3.600 orang.
Pemecatan ini disebut sebagai 'pemangkasan berdasarkan kinerja,' yang mulai berlangsung pada 10 Februari dengan pemberitahuan yang diberikan di sepanjang minggu berikutnya.
Sebelum itu, di bulan Januari, CEO Meta, Mark Zuckerberg, telah mengomunikasikan kepada timnya bahwa ia berencana untuk memperketat standar manajemen kinerja serta memberhentikan pegawai yang tidak memenuhi harapan.
"Kami biasanya memutuskan kontrak dengan mereka yang tidak memenuhi ekspektasi selama satu tahun. Kini, kami berencana melakukan pemangkasan kinerja yang lebih menyeluruh dalam siklus ini," terang Zuckerberg dalam sebuah memo internal.
Namun, setelah pengumuman tersebut, beberapa laporan menyebutkan bahwa pegawai dengan penilaian kinerja yang baik juga tidak terhindar dari pemecatan.
HP Pangkas Lebih dari 2.000 Pekerjaan
Pada 27 Februari, perusahaan teknologi raksasa HP mengumumkan bahwa mereka akan memangkas hingga 2.000 pekerjaan sebagai bagian dari rencana restrukturisasi yang sedang berlangsung.
Saat ini, HP tercatat memiliki sekitar 58.000 pekerja di 59 negara. Perusahaan berharap dapat menghemat sekitar US$300 juta pada akhir Oktober 2025 dengan pemangkasan tersebut.
Namun, produsen PC ini dilaporkan juga akan mengeluarkan biaya restrukturisasi sekitar US$150 juta. HP telah memperkenalkan rencana restrukturisasi yang dinamai 'Future Now' pada November 2022 dengan target pemangkasan 7.000 pekerjaan.
Adanya PHK terbaru ini, membuat jumlah total di bawah rencana tersebut akan mencapai 9.000 orang.
Dengan pemutusan hubungan kerja terbaru, raksasa teknologi ini berharap dapat menghemat US$1,9 miliar melalui rencana tersebut, dengan total biaya restrukturisasi sekitar $1,2 miliar.
Alasan Banyak Raksasa Teknologi Lakukan PHK
Ada banyak faktor yang mendorong terjadinya PHK massal pada Februari 2025. Ketidakpastian tentang masa depan ekonomi telah menjadi kekhawatiran yang terus berlanjut, ditambah dengan kenaikan suku bunga dan tekanan inflasi.
Aspek-aspek ini telah mendorong bisnis untuk menilai kembali strategi keuangan mereka. Sebagian besar perusahaan telah mengutip volatilitas ekonomi sebagai pendorong utama untuk inisiatif pemangkasan biaya mereka.
Selain itu, perekrutan yang berlebihan selama pandemi menyebabkan banyak organisasi kelebihan staf, mendorong mereka untuk mengurangi peran yang tidak perlu di tengah penurunan pendapatan.
Faktor utama lainnya adalah meningkatnya adopsi solusi AI yang membuat banyak pekerjaan menjadi tak terpakai, terutama pekerjaan-pekerjaan seperti layanan pelanggan, SDM, pemasaran, dan lain-lain.
Dalam beberapa kasus, merger dan akuisisi juga telah memaksa perusahaan untuk merestrukturisasi, yang mengakibatkan tumpang tindihnya peran dan pemutusan hubungan kerja.
Melemahnya kepercayaan investor juga menjadi alasan, karena banyak perusahaan menghadapi penurunan harga saham karena proyek pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan. Hal ini mendorong banyak perusahaan untuk memangkas biaya demi mempertahankan profitabilitas mereka.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.