Musk menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Trump atas kesempatan yang telah diberikan untuk berkontribusi dalam restrukturisasi pemerintahan.
Elon Musk secara resmi mengundurkan diri dari pemerintahan Presiden Donald Trump setelah memimpin inisiatif efisiensi besar-besaran yang menghentak berbagai lembaga federal di Amerika Serikat. Meskipun ambisius, tetapi usaha konglomerat yang juga merupakan CEO Tesla dan SpaceX tersebut tidak berhasil mencapai penghematan signifikan sebagaimana yang diharapkan.
Melalui akunnya di platform X pada Rabu (28/5/2025), Musk menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Trump atas kesempatan yang telah diberikan untuk berkontribusi dalam restrukturisasi pemerintahan.
Ia mengungkapkan bahwa tujuan Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) akan 'menjadi lebih kuat' dan menjadi 'gaya hidup' bagi pemerintahan Amerika Serikat.
DOGE didirikan oleh Trump pada hari pertama kepresidenannya untuk periode kedua yang dimulai pada bulan Januari lalu. Musk kemudian ditunjuk sebagai pemimpin departemen ini.
Mengutip Reuters, Kamis (29/5/2025), mundurnya Musk terjadi tanpa pembicaraan langsung dengan Trump. Sumber internal menyebut keputusan tersebut diambil di tingkat staf senior.
Spekulasi makin menguat setelah sehari sebelumnya, Musk mengkritik keras RUU pajak andalan Trump yang menyebutnya terlalu mahal dan kontraproduktif dengan misi efisiensi pemerintah yang ia pimpin.
Selain itu, Musk juga sempat berselisih dengan sejumlah pejabat kabinet, termasuk menyerang penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro, yang ia sebut sebagai 'idiot' karena menolak usulan perdagangan bebas tarif antara AS dan Eropa.
Selama 130 hari menjabat, Musk bersama tim DOGE telah memangkas hampir 260 ribu pegawai sipil federal, atau sekitar 12 persen dari total pegawai pemerintahan AS. Pemangkasan dilakukan lewat program pensiun dini, pembelian masa kerja, hingga ancaman pemecatan.
Meski ditinggal Musk, pemerintahan Trump menegaskan bahwa misi DOGE akan terus berlanjut. "Misi DOGE akan terus menguat sebagai budaya kerja baru dalam pemerintahan," kata pernyataan resmi Gedung Putih.
Langkah politik Musk belakangan menuai protes, termasuk dari kalangan investor Tesla yang meminta ia lebih fokus mengelola perusahaan setelah penurunan penjualan dan harga saham.
Diketahui, Musk menggelontorkan hampir US$300 juta untuk mendukung kampanye Trump dan Partai Republik tahun lalu. Namun awal bulan ini, ia mengatakan akan mengurangi drastis pengeluaran politiknya ke depan.
"Saya rasa saya sudah cukup banyak berkontribusi," kata Musk, dalam forum ekonomi di Qatar, baru-baru ini.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.