Update Terbaru - Berita Populer - Kategori

El Nino Akan Berakhir, Fase La Nina Akankah Ancam RI?

Bagikan
14 Mei 2024 | Author : Redaksi
Foto: IDE Times
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis perkembangan terbaru indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis perkembangan terbaru indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO). Mengacu situs resmi BMKG, ENSO yakni anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya.

Diketahui, iklim di Samudra Pasifik terbagi ke dalam 3 fase. Yaitu, El Nino, La Nina, dan Netral.

Pada fase Netral, angin pasat berhembus dari timur ke arah barat melintasi Samudra Pasifik menghasilkan arus laut yang juga mengarah ke barat dan disebut dengan Sirkulasi Walker. Suhu muka laut di barat Pasifik akan selalu lebih hangat dari bagian timur Pasifik.

Sementara saat fase El Nino, angin pasat yang biasa berhembus dari timur ke barat melemah atau bahkan berbalik arah. Pelemahan ini dikaitkan dengan meluasnya suhu muka laut yang hangat di timur dan tengah Pasifik. Air hangat yang bergeser ke timur menyebabkan penguapan, awan, dan hujan pun ikut bergeser menjauh dari Indonesia. Hal ini berarti Indonesia mengalami peningkatan risiko kekeringan.

Dan, ketika terjadi fase La Nina, hembusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator menjadi lebih kuat dari biasanya. Menguatnya angin pasat yang mendorong massa air laut ke arah barat, maka di Pasifik timur suhu muka laut menjadi lebih dingin. Bagi Indonesia, hal ini berarti risiko banjir yang lebih tinggi, suhu udara yang lebih rendah di siang hari, dan lebih banyak badai tropis.

"El Nino menunjukkan kondisi anomali suhu permukaan laut di Samudera Pasifik ekuator bagian timur dan tengah yang lebih panas dari normalnya, sementara anomali suhu permukaan laut di wilayah Pasifik bagian barat dan perairan Indonesia yang biasanya hangat (warm pool) menjadi lebih dingin dari normalnya," demikian mengutip penjelasan BMKG di situs resmi, Selasa (14/5/2024).

"Pada saat terjadi El Nino, daerah pertumbuhan awan bergeser dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik bagian tengah sehingga menyebabkan berkurangnya curah hujan di Indonesia," tambah BMKG.

Lalu, apakah saat ini Indonesia masih mengalami El Nino?
"Hasil monitoring indeks indeks Indian Ocean Dipole (IOD) dan ENSO Dasarian I Mei 2024, Indeks Dipole Mode sebesar +0.22 (IOD Netral), sedangkan indeks ENSO sebesar +0.41 (Netral)," tulis BMKG dalam analisis dinamika atmosfer terbaru.

"IOD Positif diprediksi berlangsung hingga September 2024. Sementara itu, indeks ENSO diprediksi turun secara gradual menuju Netral pada Mei-Juni 2024," tambah BMKG.

Lantas, apakah setelah El Nino berakhir, Indonesia akan mengalami fase La Nina?

Dalam Buletin Iklim edisi Mei 2024 BMKG disebutkan, indeks ENSO pada bulan April 2024 sebesar +1,016 derajat Celcius, menunjukkan kondisi El Nino Moderat. Sementara itu, indeks IOD adalah +0.270 menunjukkan kondisi Netral.

Rata-rata anomali suhu muka laut sekitar wilayah Indonesia umumnya relatif lebih hangat (positif).

"Terutama di perairan Barat Sumatera, Selat Malaka, perairan utara Jawa, Laut Bali, Nusa Tenggara, Laut Banda, hingga Laut Arafuru, Perairan Timur Sulawesi dan perairan utara
Papua. Perairan yang relatif netral di perairan sekitar selatan Jawa hingga selatan perairan Bali dan Nusa Tenggara, Selat Makassar, perairan utara Sulawesi hingga Maluku Utara," kata Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG A Fachri Radjab.

Dalam Rilisan analisis terbaru kali ini, BMKG tak menyinggung soal La Nina dan potensinya terjadi di Indonesia.

Padahal, sebelumnya dalam prediksi musim kemarau 2024 yang dirilis BMKG pada 15 MAret 2024 lalu disebutkan, fenomena EL Nino yang menuju Netral di periode Mei-Juni 2024, akan diikuti fase La Nina.

"Fenomena El Nino diprediksi akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli 2024 dan setelah triwulan ketiga (Juli-Agustus-September) 2024 berpotensi beralih menjadi La Nina-Lemah," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Baca Juga
• KPK Era Firli Bahuri, Dewas Ungkap Terima 188 Laporan Dugaan Pelanggaran Etik
• KAI Komuter Pastikan Integrasi Stasiun Karet, BNI City Sudirman Dimulai April
• Gitaris Band Legendaris Seringai Ricky Siahaan Meninggal Mendadak Saat Tur di Tokyo
• Bongkar Dugaan Korupsi PT Pupuk Indonesia Rp8,3 Triliun, Direktur Eksekutif Etos Diteror Setelah Bo
• Pembangunan RSUD Cakung Diharapkan Tak Molor, Pramono: Selesai di 2026
#ElNino #LaNina #OTW #RI?
BERITA LAINNYA
Politik Enggan Beri Sambutan, Gibran Hadiri Rembuk Tani Nasional di Semarang
Kesehatan Wajib Tahu! Kenali Penyebab serta Gejala Penyakit DBD
Hiburan Polisi Periksa Lanjutan Kasus Narkoba, Ambil Bulu Ketiak Lee Sun Kyun untuk Tambahan Bukti
Hiburan Moving Tamat, Ini Peran Han Hyo Joo Selanjutnya di Drama Terbaru Dominant Species
Infotainment Tengku Dewi Ungkap Sang Suami Andrew Andika, Ibu Mertua Minta Maaf
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.