Wakil Menteri Pertanian Sudaryono. Dia menyatakan bahwa Prabowo menginginkan kabinet untuk mampu menciptakan narasi komunikasi yang konstruktif
Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan para anggota Kabinet Merah Putih untuk memperbaiki komunikasi mereka dengan masyarakat, fokus pada publikasi mengenai program dan pencapaian pemerintah.
Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono. Dia menyatakan bahwa Prabowo menginginkan kabinet untuk mampu menciptakan narasi komunikasi yang konstruktif. Banyaknya kritik yang muncul belakangan ini ternyata membuat mantan Danjen Kopassus tersebut merasa tidak nyaman.
Prabowo, menurut Sudaryono, merasa prihatin bahwa gejolak yang terjadi telah menghalangi masyarakat untuk mendapatkan informasi positif dari pemerintah, agar ada keseimbangan dalam informasi sebagai pertimbangan bagi publik sebelum mengambil sikap.
“Jangan sampai masyarakat terpengaruh oleh opini-opini yang tidak benar. Itu merupakan salah satu kontribusi dari posisi saya sebagai wakil menteri pertanian. Kita memiliki banyak keberhasilan, salah satunya adalah kelancaran distribusi pupuk. Itu membuat masyarakat bahagia,” ujar Sudaryono kepada wartawan di Jakarta, diutip pada Selasa (25/3/2025).
Sudaryono juga menekankan bahwa pemerintah memiliki hak untuk mempresentasikan fakta mengenai pekerjaan yang telah diselesaikan, serta hasil kinerja dari program yang telah dilaksanakan. Dia menegaskan bahwa pemerintah tidak menolak kritik dan pendapat yang diberikan oleh masyarakat.
“Jadi kalau saya sih dari sisi porsi saya, Anda bisa lihat dari sosmed saya kan kita tonenya positif, karena memang kita ada yang baik, kita sampaikan baiknya kan. Kalau yang enggak baik kita perbaiki. Bernegara kan tidak bisa 100 persen seneng semua, 100 persen berhasil semua kan,” tuturnya.
Belakangan Istana dikritik, imbas sikap Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi terhadap teror kepala babi di kantor media massa.
"Sudah dimasak saja, sudah dimasak saja," kata Hasan kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (21/3/2025).
Hasan menilai kepala babi yang sudah dipotong telinganya tersebut bukan termasuk ancaman bagi kebebasan pers. Buktinya, menurut dia, pihak yang diteror juga merespons dengan santai, diselipi candaan satire.
"Enggak (ancaman) lah saya lihat ya saya lihat dari media sosialnya Francisca yang wartawan Tempo itu, dia justru minta dikirimin daging babi. Ya sama artinya dia enggak terancam kan, buktinya dia bisa bercanda (minta) dikirimi daging babi," kata dia
Kata 'memasak kepala babi' yang dilontarkan spontan Hasan Nasbi di hadapan puluhan jurnalis bukan saja dinilai mencerminkan ketiadaan empati, tetapi juga dianggap sebagian kalangan, mengandung unsur penghinaan terhadap profesi jurnalistik.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.