Update Terbaru - Berita Populer - Kategori

Para Ahli Ungkap Cara Pemulihan Alzheimer tanpa Obat atau Operasi

Bagikan
30 Maret 2025 | Author : Redaksi
Foto: Shutterstock
Penyakit neurodegeneratif ini merupakan penyebab kematian terbanyak ketujuh di kalangan orang dewasa di AS, dan peringkat keenam di antara individu berusia 65 tahun ke atas.
Peneliti di Queensland Brain Institute (QBI) telah mengidentifikasi terapi yang berpotensi untuk Alzheimer yang mungkin dapat mengembalikan memori, tanpa memerlukan obat yang kuat atau operasi. Penemuan baru ini memberikan harapan signifikan bagi mereka yang menderita penyakit ini.

Berdasarkan informasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, hampir 7 juta orang di AS hidup dengan Alzheimer. Diperkirakan jumlah ini akan meningkat menjadi sekitar 40 juta pada tahun 2020.

Penyakit neurodegeneratif ini merupakan penyebab kematian terbanyak ketujuh di kalangan orang dewasa di AS, dan peringkat keenam di antara individu berusia 65 tahun ke atas. Meskipun belum ada terapi yang menyembuhkan Alzheimer, beberapa perawatan dapat membantu mencegah perkembangan penyakit dan mengatasi gejalanya.

Namun, temuan baru menyediakan harapan bagi individu yang terdiagnosis dengan penyakit ini. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Molecular Psychiatry, dipimpin oleh Profesor Jürgen Götz di Clem Jones Centre for Ageing Dementia Research, QBI, menunjukkan bahwa terapi ultrasound dapat secara efektif meningkatkan kemampuan kognitif pada pasien dengan Alzheimer.

Para peneliti menemukan bahwa ultrasound intensitas rendah secara efektif memulihkan kognisi tanpa membuka penghalang pada model tikus. Temuan ini dapat membuka jalan bagi pengobatan non-invasif dan bebas obat yang potensial bagi jutaan pasien Alzheimer di seluruh dunia.

"Secara historis, kami telah menggunakan ultrasound bersama dengan gelembung-gelembung kecil berisi gas untuk membuka penghalang darah-otak yang hampir tidak dapat ditembus dan menyalurkan terapi dari aliran darah ke otak," kata Profesor Götz dalam sebuah rilis.

Penelitian ini melibatkan kelompok kontrol yang menerima ultrasound tanpa gelembung mikro pembuka penghalang. "Seluruh tim peneliti terkejut dengan pemulihan kognisi yang luar biasa. Kami menyimpulkan bahwa ultrasound terapeutik adalah cara non-invasif untuk meningkatkan kognisi pada orang tua," tambah Götz.

Penuaan dikaitkan dengan gangguan kognitif dan penurunan kemampuan otak untuk memperkuat koneksi saraf, yang dikenal sebagai potensiasi jangka panjang (LTP). Dr Daniel Blackmore, peneliti pascadoktoral senior dalam tim tersebut, menyatakan bahwa penelitian baru ini bertujuan untuk menggunakan ultrasound untuk memulihkan LTP dan meningkatkan pembelajaran spasial pada tikus yang menua.

Profesor Götz menambahkan bahwa otak 'tidak terlalu mudah diakses', namun, USG menyediakan alat untuk mengatasi tantangan seperti penghalang darah-otak. Penggunaan USG dapat meningkatkan kognisi secara independen dari pembersihan amiloid dan tau, yang membentuk plak dan kusut pada orang dengan penyakit Alzheimer.

Amiloid merupakan protein yang dapat menumpuk di organ tubuh, termasuk otak, jantung, ginjal, hati, limpa, sistem saraf, dan saluran pencernaan. Sedangkan Tau adalah protein yang ditemukan di dalam akson neuron untuk mempertahankan struktur neuron.

“Mikrogelembung akan terus digunakan dalam kombinasi dengan USG dalam penelitian Alzheimer yang sedang berlangsung," tambah Götz.

Penuaan adalah Faktor Risiko Terbesar untuk Alzheimer
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan keamanan teknologi ultrasound dalam jangka panjang dan perubahan patologis serta defisit kognitif dapat diperbaiki dengan menggunakan ultrasound untuk mengobati penyakit Alzheimer.

Profesor Götz menambahkan bahwa masih ada pertanyaan tentang perbedaan antara penuaan 'fisiologis' normal dan penuaan 'patologis' yang terjadi pada penyakit Alzheimer.

''Kami yakin mungkin ada beberapa tumpang tindih antara penuaan fisiologis dan patologis di otak dan potensi untuk dikoreksi dengan USG sangat berarti bagi mereka yang hidup dengan penyakit Alzheimer. Kami mengambil temuan ini dan menerapkannya dalam penelitian Alzheimer kami saat kami melanjutkan ke uji klinis,'' katanya.


Tim peneliti ini berharap untuk memahami lebih lanjut tentang bagaimana penyakit otak bermula serta mempelajari perkembangannya pada tingkat molekuler dan seluler dengan harapan akhirnya dapat mengembangkan terapi untuk penyakit tersebut.
Baca Juga
• Waspada! Bahaya Hipertensi, Kenali Pencegahan dan Pengendaliannya
• Wajib Tahu! Kenali Penyebab serta Gejala Penyakit DBD
• Lebih Kecil Dari Sebutir Beras, Kenali Alat Pacu Jantung Terkecil di Dunia
• Wajib Tahu! Tips Rahasia Awet Muda Hanya dengan Makanan
• Ketahui, Sebab Kepala Gatal Bisa Jadi Karena Ini
#lmuwan #Alzheimer #Operasi #kesehatan #polahidupsehat #makanansehat
BERITA LAINNYA
Dalam Negeri Jelang Pelaksanaan Puncak Haji, Menag Cek Kesiapan Pelayanan dan Fasilitas di Armuzna
Hiburan Merasa Jadi Putri Diana Baru, Meghan Markle Geram, Tak Mai Tunduk dengan Kate Middleton
Kesehatan Gak Pede Karena Bau Mulut? Kenali Penyebab dan Cara Menghilangkannya
Dalam Negeri Menyusul Spanyol, Indonesia Sambut Keputusan Norwegia Akui Kemerdekaan Palestina
Kesehatan Wajib Tahu, Penyebab Seseorang Rentan Kena DBD
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.