Pemerintahan AS berpendapat bahwa tarif itu diperlukan untuk melindungi sektor otomotif domestik dan memperkuat jaringan industri serta pasokan nasional
Kehadiran yang terbatas ini sebagian besar disebabkan oleh rendahnya pengenalan merek di AS bagi produsen mobil China dan tarif 100 persen yang dikenakan tahun lalu oleh mantan Presiden AS Joe Biden.
Mulai 2027, AS juga akan melarang penjualan perangkat keras atau perangkat lunak “kendaraan terhubung” buatan China dengan alasan keamanan nasional. Sistem ini, yang umum ditemukan di kendaraan listrik, memungkinkan kendaraan untuk bertukar data melalui Bluetooth, Wi-Fi atau satelit.
Sam Fiorani, wakil presiden di AutoForecast Solutions, mengatakan produsen mobil China tidak terlalProdusen Mobil China Bakal Ketiban Durian Runtuh dari Tarif Otomotif Trump
Pabrikan mobil dari China mungkin menjadi salah satu pihak yang tidak terduga menerima keuntungan dari sengketa perdagangan setelah keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menerapkan tarif 25 persen pada mobil dan komponen otomotif yang diimpor.
Pemerintahan AS berpendapat bahwa tarif itu diperlukan untuk melindungi sektor otomotif domestik dan memperkuat jaringan industri serta pasokan nasional. Data dari Biro Analisis Ekonomi menunjukkan bahwa AS mengimpor suku cadang kendaraan, mesin, dan mobil dengan total mencapai $475 miliar tahun lalu, yang sebagian besar berasal dari Meksiko, Jepang, Korea Selatan, Jerman, dan Kanada.
Keterlibatan China dalam industri otomotif Amerika telah terbatas sejak Trump memulai konflik perdagangan pertamanya pada tahun 2018, di mana ia menetapkan tarif pada barang impor dari China senilai $380 miliar. Sebagai hasilnya, data dari JATO Dynamics, sebuah perusahaan penelitian pasar otomotif, menunjukkan bahwa kendaraan ringan yang dibuat di China seperti mobil, van, dan sepeda motor hanya menyumbang 0,4 persen dari total penjualan kendaraan di AS pada tahun 2024.u terpengaruh secara langsung oleh tarif AS dibandingkan pesaing global mereka. Bahkan China akan mendapat keuntungan jangka panjang.
"Dengan merek-merek Eropa, Jepang, dan Korea Selatan yang terbebani secara finansial oleh pasar AS, pesaing merek-merek China kini telah melemah. Biaya berbisnis di AS akan merugikan setiap produsen mobil di pasar tersebut, tetapi produsen mobil China tidak bergantung pada AS untuk pendapatan yang signifikan," kata Fiorani mengutip Al Jazeera.
Produsen mobil China, lanjut Fiorani, juga dapat memperoleh keuntungan karena pesaingnya menghadapi biaya yang lebih tinggi akibat tarif, sehingga berpotensi membuat mereka lebih kompetitif dalam hal biaya di pasar lain
Menurut para ahli, manfaatnya akan paling nyata di pasar mobil listrik, meskipun kendaraan tersebut masih belum bisa masuk ke AS. China mendominasi manufaktur kendaraan listrik dan produksi baterai. Tahun lalu perusahaan kendaraan listrik terbesarnya, BYD, melampaui Tesla milik Elon Musk dalam pendapatan global tahunan berkat penjualan domestik yang kuat.
China juga merupakan rumah bagi enam dari 10 produsen baterai EV teratas dunia. Para ahli mengatakan tarif tersebut juga akan merugikan calon pesaing BYD seperti Hyundai dari Korea Selatan, Nissan dari Jepang, serta BMW dan Mercedes dari Jerman.
Tu Le, pendiri dan direktur pelaksana Sino Auto Insights, mengatakan kebijakan tarif Trump dan dorongan terhadap manufaktur dalam negeri di AS dapat membuat merek Amerika kurang kompetitif dalam jangka panjang, yang pada akhirnya menguntungkan China.
"Kenyataannya, jika keadaan terus berlanjut seperti ini di industri otomotif AS, industri itu bisa jadi tidak kompetitif dalam empat tahun. Alih-alih berinvestasi dalam energi bersih atau infrastruktur pengisian daya, mereka justru berfokus untuk membawa pabrik-pabrik kembali ke Amerika Serikat," kata Lu mengutip Al Jazeera.
Namun, pemasok suku cadang mobil China mungkin akan menderita dampak tarif yang lebih besar daripada produsen mobil karena ketergantungan mereka yang lebih besar pada pasar AS, menurut Nick Marro, ekonom utama untuk Asia di Economist Intelligence Unit.
"Produsen mobil China tidak banyak menjual di AS, terutama karena tarif tinggi untuk kendaraan listrik, yang cenderung didominasi merek China. Namun, produsen suku cadang mobil China secara historis menganggap AS sebagai pasar utama," kata Marro kepada Al Jazeera.
“Jika gangguan terjadi, kemungkinan besar akan memengaruhi komponen perantara yang merupakan bagian dari rantai pasokan, yang dapat berdampak berantai pada perakitan akhir kendaraan AS.”
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.