Update Terbaru - Berita Populer - Kategori

Waspada! Kesemutan Bisa Simpan Bahaya

Bagikan
14 Juli 2024 | Author : Redaksi
Foto: Pinterest
Adakah yang belum pernah merasakan sensasi kesemutan? Kesemutan ini sering terjadi jika Anda duduk bersila dalam waktu lama atau tidur dengan tangan terlipat
Adakah yang belum pernah merasakan sensasi kesemutan?
Kesemutan ini sering terjadi jika Anda duduk bersila dalam waktu lama atau tidur dengan tangan terlipat, dan biasanya akan hilang dengan sendirinya.

Namun, kesemutan bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius tahu itu mungkin? Ahli saraf dr Zicky Yombana membahas fenomena ini di channel YouTube Kata Dokter.

Apa itu kesemutan?
Dalam istilah medis, kesemutan dikenal dengan istilah paresthesia, yaitu kelainan sensorik yang menimbulkan gejala seperti kesemutan, mati rasa, dan mati rasa. Menurutnya, sensasi kesemutan bisa disebabkan oleh kelainan saraf itu sendiri atau penyakit lain.

"Kesemutan ini bisa menjadi salah satu tanda penyakit berbahaya," ujarnya.

Ada dua jenis kesemutan yang perlu kita pahami: yang wajar dan yang perlu diwaspadai. Kesemutan yang wajar biasanya terjadi ketika kita duduk dalam posisi tertentu dalam waktu lama, misalnya duduk bersila atau menyilangkan kaki. Ini adalah kondisi yang umum dan biasanya hilang setelah kita mengubah posisi. Namun, kesemutan yang muncul tanpa pencetus, dengan intensitas tinggi, frekuensi sering, dan durasi yang lama, perlu mendapatkan perhatian khusus.

"Kesemutan yang muncul tanpa pencetus, artinya tidak ada posisi tertentu yang menjadi pemicunya, harus diwaspadai," kata dr. Zicky.

Jika kamu mengalami kesemutan seperti ini, sebaiknya segera periksa ke dokter saraf. Karena bisa jadi ini merupakan tanda dari gangguan saraf ringan atau bahkan gejala penyakit yang lebih serius.

Penyakit Menyebabkan Kesemutan

Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan kesemutan antara lain diabetes mellitus (kencing manis), tumor di otak atau sumsum tulang belakang, efek samping obat-obatan tertentu seperti steroid, atau efek kemoterapi pada penderita kanker.

"Jadi, sangat banyak penyebab kesemutan bukan hanya karena kurang vitamin saja," tambah dr. Zicky.

Penderita diabetes mellitus, misalnya, sering mengalami kesemutan akibat neuropati, yaitu kerusakan saraf tepi. Neuropati ini biasanya dimulai dari ujung-ujung jari kaki, lalu merambat ke jari tangan, lengan, dan kaki. Penyakit kronis lainnya juga bisa menyebabkan neuropati yang berujung pada kesemutan.

"Orang yang memiliki penyakit kronis harus waspada jika terjadi kesemutan. Jangan-jangan, kesemutan tersebut adalah akibat dari penyakit yang mendasari," jelas dr. Zicky.

Oleh karena itu, penting untuk mencari tahu penyebab dari kesemutan ini mulai dari yang ringan hingga yang berat. Jika hanya mengobati gejala tanpa mencari akar permasalahannya, kesemutan bisa kembali berulang dan bahkan berakibat lebih serius.

Jadi, jika kamu mengalami kesemutan yang terus-menerus dan tanpa sebab yang jelas, jangan anggap remeh. Segera konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat. Tetap jaga kesehatan sarafmu, ya!
Baca Juga
• Tips Turunkan Berat Badan Yang Sehat dan Cepat
• Dokter Di Prancis Perkosa 299 Anak, Divonis 20 Tahun Penjara
• Jangan Abaikan! Ini Cara Mencegah Wasir dan Mengendalikan Rasa Sakitnya
• Jadi Makanan Favorit Artis Ariel Tatum, Ini Manfaat Petai Untuk Kesehatan
• Sering diremehkan, ini adalah hal yang wajib dilakukan sebelum tidur
#Waspada #Kesemutan #Bahaya #kesehatan
BERITA LAINNYA
Hiburan Simak Lirik dan Makna Lagu Highway 1009 - ENHYPEN beserta Terjemahan Bahasa Indonesia
Kuliner Mata Perih Bahkan Sampai Menangis Saat Memotong Bawang Merah? Simak Ini Penjelasannya!
Politik Rusak Nama Partai, Pengurus PDIP Pemalang Desak Megawati Pecat Hasto Kristiyanto
Kuliner Resep Omelet Telur Simpel, Cocok Untuk Sarapan
Luar Negeri Israel Kepung Ambulans di Rafah, Sejumlah Paramedis Dilaporkan Terluka
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.