Peran Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang dirancang sebagai platform untuk negosiasi terkait sengketa perdagangan antar negara, secara nyata tidak berjalan dengan efektif.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menunjukkan kekhawatiran yang signifikan saat mengamati perubahan dalam perekonomian global yang terpengaruh oleh tarif timbal balik dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Banyak negara kini mengalami penyesuaian ekonomi sebagai dampak dari kebijakan tersebut.
Dalam Sidang Paripurna DPR Masa Persidangan III Tahun Sidang 2024-2025 yang berlangsung di Kompleks Parlemen Senayan pada hari Selasa, 20 Mei 2025, Sri Mulyani menyatakan bahwa dunia masih diselimuti oleh ketidakpastian global, yang dipicu oleh persaingan serta peperangan ekonomi, keuangan, bahkan militer antara negara-negara.
"Perang dagang yang semakin meningkat dan ketidakpastian mengenai kebijakan ekonomi mendatang telah memperburuk kondisi ekonomi global yang sudah rentan sejak awal tahun," kata Sri Mulyani dalam presentasinya.
Dia menekankan bahwa peran Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang dirancang sebagai platform untuk negosiasi terkait sengketa perdagangan antar negara, secara nyata tidak berjalan dengan efektif. Hal ini menyebabkan banyak negara mengalami penyesuaian di triwulan pertama tahun 2025.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menunjukkan kekhawatiran yang signifikan saat mengamati perubahan dalam perekonomian global yang terpengaruh oleh tarif timbal balik dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Banyak negara kini mengalami penyesuaian ekonomi sebagai dampak dari kebijakan tersebut.
Dalam Sidang Paripurna DPR Masa Persidangan III Tahun Sidang 2024-2025 yang berlangsung di Kompleks Parlemen Senayan pada hari Selasa, 20 Mei 2025, Sri Mulyani menyatakan bahwa dunia masih diselimuti oleh ketidakpastian global, yang dipicu oleh persaingan serta peperangan ekonomi, keuangan, bahkan militer antara negara-negara.
"Perang dagang yang semakin meningkat dan ketidakpastian mengenai kebijakan ekonomi mendatang telah memperburuk kondisi ekonomi global yang sudah rentan sejak awal tahun," kata Sri Mulyani dalam presentasinya.
Dia menekankan bahwa peran Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang dirancang sebagai platform untuk negosiasi terkait sengketa perdagangan antar negara, secara nyata tidak berjalan dengan efektif. Hal ini menyebabkan banyak negara mengalami penyesuaian di triwulan pertama tahun 2025.
"Apabila dibandingkan dengan data triwulan yang sama pada 2024, beberapa negara, sudah mulai mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi di triwulan I-2025. Korea Selatan, misalnya, ekonominya mengalami kontraksi 0,1 persen secara year on year. Ini pertama kali sejak COVID-19 di tahun 2020," kata dia.
Selanjutnya, Sri Mulyani menyebut Malaysia pada triwulan IV-2024, sempat tumbuh 2,4 persen. Namun di triwulan I-2025 hanya tumbuh 4,4 persen.
Atau, Singapura yang dikenal sebagai pusat perdagangan dan investasi global, pertumbuhan ekonominya anjlok signifikan di triwulan IV-2024 yang tumbuh 5 persen. Pada triwulan I-2025 melorot ke level 3,8 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Amerika Serikat saja, yang memicu policy perang tarif, ekonominya hanya tumbuh 2 persen. Sementara, triwulan sebelumnya (ekonomi) hanya tumbuh 2,5 persen secara tahunan. Bahkan sempat tembus 3 persen di triwulan-2 pada tahun lalu," kata Sri Mulyani.
"Triwulan pertama Amerika Serikat mengalami kontraksi akibat impor yang melonjak. Dari perspektif forward looking, seluruh dunia mengalami revisi ke bawah untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2025 dan 2026," tambahnya.
Sementara itu, nasib Indonesia tak jauh berbeda. Pertumbuhan ekonominya mengalami tekanan pada kuartal I-2025 menjadi 4,87 persen (yoy), jauh di bawah kuartal sebelumnya (IV-2024) sebesar 5,02 persen (yoy).
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.