Update Terbaru - Berita Populer - Kategori

Kebocoran Data Besar Pernah Di Alami Swedia dan Polandia, Sang Menteri Mengundurkan Diri

Bagikan
28 Juni 2024 | Author : Redaksi
Foto: pexels.com
Saat Ini transformasi digital menjadi prioritas nasional, serangan siber terhadap infrastruktur digital lembaga pemerintah menjadi semakin umum.
Saat Ini transformasi digital menjadi prioritas nasional, serangan siber terhadap infrastruktur digital lembaga pemerintah menjadi semakin umum.

Pekan lalu, peretas menyerang server Pusat Data Nasional (PDN), yang mengakibatkan lumpuhnya banyak layanan publik dan potensi pelanggaran data.

Namun, masih belum ada pernyataan jelas mengenai pemulihan seluruh sistem atau siapa yang bertanggung jawab atas hilangnya Data Tersebut.

Kasus Kebocoran Data di Berbagai Negara

Pada tahun 2017, dua menteri senior Swedia, Anders Ygeman (Menteri Dalam Negeri) dan Anna Johansson (Menteri Infrastruktur), mengundurkan diri setelah terungkapnya kebocoran data besar-besaran di Badan Transportasi Swedia.

Kebocoran ini melibatkan data sensitif seperti rekam izin mengemudi dan informasi rahasia militer yang bocor ke kontraktor asing. Insiden ini memicu krisis politik yang signifikan di Swedia dan menyoroti pentingnya keamanan data dalam administrasi publik.

Selain itu, ada potensi data sensitif lain yang diduga diberikan, seperti informasi agen intelijen, transportasi, personel militer, polisi, orang-orang dengan catatan kriminal, dan orang yang mengikuti program perlindungan saksi.

Negara Eropa lainnya pada Agustus 2023, Adam Niedzielski, Menteri Kesehatan Polandia, mengundurkan diri setelah ia mengungkapkan data medis sensitif seorang dokter di media sosial.

Hal ini menyebabkan hilangnya kepercayaan dari komunitas medis dan kritik keras dari berbagai pihak. Niedzielski akhirnya digantikan oleh Katarzyna Sojka, seorang dokter dan anggota parleme

Di Amerika Serikat, Katherine Archuleta mengundurkan diri dari posisinya sebagai Direktur Kantor Manajemen Personalia (OPM) pada tahun 2015 setelah kebocoran data yang mempengaruhi lebih dari 21 juta pegawai federal. Kebocoran ini termasuk informasi sensitif seperti nomor jaminan sosial dan riwayat latar belakang keamanan yang menimbulkan kekhawatiran tentang potensi spionase dan pemerasan.

Kebocoran Data Di Indonesia

Sepekan sejak serangan siber terhadap PDN terjadi pada Kamis (20/6/2024), BSSN serta Kominfo masih berupaya mengidentifikasi asal serangan. Mereka juga masih menelusuri sejauh mana dampak yang terjadi pada data lebih dari 200 instansi pemerintah yang ada dalam sistem tersebut.

Belum ada titik terang, baik terkait pemulihan sistem secara keseluruhan maupun pihak yang bakal bertanggung jawab atas kerugian yang ditanggung warga. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi sehingga PDN yang sudah lebih dari sepekan lumpuh belum juga pulih.

Kebocoran data akibat serangan ransomware ke PDN menjadi pintu menuju ”bencana” nasional bidang siber. Data yang bocor bisa dimanfaatkan pihak berkepentingan, termasuk negara lain. Apalagi, pemulihan data dan sistem yang memakan waktu lebih dari satu hari menunjukkan tidak tersedianya data cadangan.
Baca Juga
• Balasan Untuk Trump, China Terapkan Tarif 34 Persen atas Produk Impor Asal AS
• Inggris Dinilai Aktif Terlibat Keluarkan Lisensi Senjata Untuk Israel
• Israel Ancam Ini Jika Warga Gaza Masih Enggan Mengungsi
• Kasus Covid Terbaru Singapura Meledak Lagi, Masyarakat Diimbau Pakai Masker
• Heboh! Bos Wagner Grup Prigozhin Tewas, Putin Resmi Perintahkan Ini
#Kebocoran #DataBesar #MenteriSwedia #Polandia #luarnegeri #datanegara
BERITA LAINNYA
Luar Negeri Perang baru-baru ini antara Rusia dan Ukraina: Moskow menembak jatuh 2 drone Ukraina di Kursk
Teknologi Waspada! Kenali 5 Cara Agar Jejak Digital Tetap Aman
Politik KPK Geledah Rumah Adik SYL, Temukan Barang Bukti Penting
Politik Usut Dugaan Korupsi PT Pupuk Indonesia, Pakar: KPK Harus Terbuka
Politik Kaesang Jadi Ketum PSI, Ini Komentar Politisi PDIP
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.