Update Terbaru - Berita Populer - Kategori

Trump Naikan Tarif Impor, Fadli Zon Percayakan 3 Gebrakan Strategis Pemerintah

Bagikan
05 April 2025 | Author : Redaksi
Foto: Antara
Fadli Zon menekankan bahwa diversifikasi mitra dalam perdagangan menjadi sangat penting, terutama di tengah perseteruan perdagangan dan kebijakan perdagangan AS yang semakin proteksionis.
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, memberikan dukungan penuh terhadap kebijakan strategis yang diterapkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam menanggapi tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada 2 April 2025 yang lalu.

"Kita tidak boleh merasa takut atas tekanan, ini justru merupakan momen bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan di tengah ketidakpastian global," kata Fadli, yang juga merupakan lulusan dari London School of Economics (LSE) di Inggris.

Ia berpendapat bahwa tindakan yang diambil oleh Presiden Prabowo merupakan respons yang tepat dan strategis dalam menghadapi perubahan dalam perdagangan global, sebagai bagian dari rencana jangka panjang untuk mencapai kemandirian ekonomi bangsa.

Fadli menekankan bahwa strategi yang diterapkan Indonesia mencerminkan tekad pemerintah dalam memperkuat kedaulatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan bagi rakyat.

Ia menyoroti bahwa salah satu elemen penting dari strategi Presiden adalah memperluas kemitraan perdagangan yang strategis. Ini termasuk memperkuat hubungan dengan BRICS, ASEAN, dan juga mitra baru di kawasan negara-negara selatan global.

Ia menekankan bahwa diversifikasi mitra dalam perdagangan menjadi sangat penting, terutama di tengah perseteruan perdagangan dan kebijakan perdagangan AS yang semakin proteksionis.

Indonesia juga telah melakukan penandatanganan kemitraan ekonomi seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) bersama dengan sepuluh negara ASEAN, Australia, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru, yang mencakup 27 persen dari total perdagangan global.

Usaha untuk bergabung dengan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), yang meliputi 64 persen perdagangan global, juga terus berlangsung.

Beberapa perjanjian dagang lainnya seperti Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CP-TPP), Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), dan Indonesia-Eurasian Economic Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EAEU CEPA) juga menjadi bagian dari strategi ini.

Sebelumnya sebagai anggota DPR RI, Fadli Zon telah lama aktif dalam mendorong percepatan berbagai perundingan kemitraan ekonomi komprehensif dengan berbagai negara dan entitas regional.

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI periode 2019-2024 itu, juga telah mendorong berbagai perundingan perjanjian dagang, termasuk IEU-CEPA, untuk membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk Indonesia di pasar internasional.

Dalam pidatonya pada forum bilateral DPR RI dengan Parlemen Uni Eropa di Strasbourg tahun lalu, Fadli menyebut IEU-CEPA sebagai jembatan strategis yang menghubungkan dua kawasan besar, dengan potensi gabungan lebih dari 600 juta jiwa.

"Saya secara konsisten mendorong agar negosiasi berbagai perjanjian dagang dan perundingan kemitraan ekonomi dapat segera diselesaikan secara adil dan setara. Kini sebagai bagian dari Kabinet Merah Putih, saya kembali menegaskan pentingnya memperluas kemitraan dagang strategis sebagai salah satu instrumen perluasan pasar dan penguatan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan," ujar Fadli.

Strategi kedua yang diusung adalah percepatan hilirisasi sumber daya alam. Fadli meyakini pendirian Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara sebagai salah satu langkah konkret untuk mengelola proyek-proyek hilirisasi di sektor-sektor utama seperti mineral, minyak dan gas bumi, perkebunan, hingga kelautan dan perikanan.

"Sebagai negara kaya sumber daya, kita tak boleh terus-menerus mengekspor bahan mentah. Kita butuh nilai tambah, perluasan lapangan kerja, kedaulatan industri, dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Hilirisasi adalah jalan menuju itu semua," jelasnya.

Ia juga menyerukan agar mitra dagang internasional memahami dimensi strategis dan sosial dari kebijakan hilirisasi tersebut.

Strategi ketiga Presiden Prabowo, yang dinilai Fadli paling berdampak jangka panjang, adalah meningkatkan daya beli masyarakat melalui program-program yang langsung menyentuh kesejahteraan rakyat.

Program unggulan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menargetkan 82 juta penerima manfaat pada akhir 2025, menurutnya dapat meningkatkan konsumsi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor, sekaligus memajukan budaya pangan lokal.

Ia juga menggarisbawahi rencana pemerintah mendirikan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang bertujuan memperkuat ekonomi desa, membuka jutaan lapangan pekerjaan baru, dan mendorong perputaran uang di daerah.

"Ekonomi yang kuat dimulai dari rakyat yang sejahtera. Meningkatkan konsumsi domestik, memperkuat desa, dan menciptakan jutaan lapangan kerja baru adalah fondasi daya tahan ekonomi kita," katanya.

Terkait tarif impor dari AS, Fadli melihat kebijakan tersebut sebagai bentuk baru dari unilateralisme yang merugikan negara-negara berkembang dan menimbulkan gejolak di pasar global. Indonesia, bersama negara-negara lain yang terdampak, akan menghadapi tantangan akibat kebijakan tersebut.

Namun, dengan ketiga strategi yang telah disiapkan, Fadli optimistis Indonesia dapat mengatasi dampak negatif dan memanfaatkan peluang yang ada.

“Tarif Trump ini memang menjadi tantangan bagi kita, namun dengan strategi yang tepat, kita dapat menjadikannya sebagai peluang untuk menyusun orientasi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat kemandirian ekonomi bangsa. Melalui tiga gebrakan Presiden Prabowo, saya yakin Indonesia mampu melangkah maju,” ujar Fadli.

Fadli juga menyoroti pentingnya solidaritas dan kerja sama regional dalam menghadapi dinamika perdagangan global. Indonesia berkomitmen untuk terus menjalin hubungan baik dengan negara-negara mitra dan memperkuat posisi dalam forum-forum internasional.

"Solidaritas regional dan internasional adalah kunci dalam menghadapi tantangan global. Indonesia siap berperan aktif dalam menciptakan tatanan perdagangan yang adil dan saling menguntungkan," pungkas Fadli.

Sebagai bagian dari Kabinet Merah Putih, Fadli menegaskan seluruh kementerian dan lembaga siap menjalankan strategi ini secara terpadu dan lintas sektor, termasuk melalui diplomasi budaya, kerja sama ekonomi komprehensif, dan promosi internasional yang berkelanjutan.
Baca Juga
• Wajib Tah! Ini Cara Pembayaran M-Paspor Melalui M-Banking
• Kelas Menengah Daya Belinya Menurun, Kelas Atas Banyak Belanjanya di Luar Negeri, Ini Dampaknya Untu
• Prabowo Panggil Sri Mulyani Airlangga dan Bahlil, Bahas Tax Ratio
• Rosan Optimis Sebut Agrinas akan Dibiayai Danantara
• Upah Buruh Akan Naik 3,5 Persen, PPN Melonjak Jadi 12 Persen
#Tarif #impor #Trump #FadliZon #Prabowo #pemerintah #kabinetmerahputih
BERITA LAINNYA
Dalam Negeri Upacara HUT RI di IKN , Cak Imin: Yang Diundang Hanya Ketua DPR
Kesehatan Wajib Tahu! Kenali Pertolongan Pertama pada Serangan Jantung
Infotainment Virgoun Punya Pacar Baru, Inara : Sudah Tau Lama
Infotainment Imbas Terlibat Promosi Judi Online, Wulan Guritno diam-diam menjalani pemeriksaan tambahan
Bisnis Ramai Unjuk Rasa Ojol, Pemerintah Didesak Bentuk Lembaga Pengawas Jasa Transportasi Online
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.