Erick menyebutkan bahwa, berdasarkan hasil uji ketahanan terhadap sepuluh perusahaan di bawah kementerinya, kinerja mereka tetap terjaga dengan baik.
Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan bahwa mereka telah melaksanakan uji ketahanan pada sepuluh perusahaan yang teridentifikasi terpengaruh oleh tarif resiprokal yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang lebih dikenal sebagai tarif Trump.
Erick menyebutkan bahwa, berdasarkan hasil uji ketahanan terhadap sepuluh perusahaan di bawah kementerinya, kinerja mereka tetap terjaga dengan baik.
“Uji ketahanan sudah kami lakukan, dari sepuluh perusahaan yang terlibat, ada Himbara, Telkom, Mind ID, dan Pertamina - semua menunjukkan pertanda yang positif dalam uji ketahanan ini,” kata Erick pada Rapat Kerja Komisi VI DPR RI di Jakarta, yang dilaporkan pada Rabu (21/5/2025).
Dalam sektor keuangan, uji ketahanan adalah proses yang dilakukan untuk menilai ketahanan sistem keuangan dan menemukan titik kritisnya. Uji ketahanan ini memperhitungkan berbagai jenis risiko yang ada. Pendekatan yang digunakan dalam uji ketahanan mencakup metode kuantitatif dan kualitatif.
Erick mengatakan meskipun AS belum memberlakukan tarif Trump, hasil pengujian menunjukan tidak ada guncangan besar jika kebijakan tersebut benar diterapkan.
Lebih lanjut, dia juga menyinggung potensi skenario terburuk jika nilai tukar Rupiah mencapai Rp 20.000 per dolar AS. Meskipun tak diharapkan, dia memastikan bahwa BUMN masih mampu bertahan.
“Tapi InsyaAllah sampe fluktuasi dollar Rp20.00 kami masih kuat. Kami enggak mau (kurs dolar Amerika Serikat) Rp 20.000, cuma kalau sampai, dengan kinerja yang terjadi hari ini (di perusahaan BUMN) revenue, balance trade, dan profitabilitas, semuanya kami lihat masih (sehat). Tentu yang sehat Rp16.000 kalau yang Rp20.000 udah sesak napas,” kata Erick
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.