Hilirisasi merupakan tahapan pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi agar memiliki nilai lebih atau agar lebih mahal.
Kepala Ekonom Citibank, N. A., Indonesia (Citi Indonesia) Helmi Arman berpendapat bahwa sektor hilirisasi masih akan menjadi faktor kunci yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025.
Hilirisasi merupakan tahapan pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi agar memiliki nilai lebih atau agar lebih mahal.
Dia menambahkan, meskipun pemerintah akan memberikan berbagai stimulus untuk konsumsi seperti potongan tarif listrik demi meningkatkan pengeluaran domestik, sektor hilirisasi tetap akan memiliki peran penting dari sudut pandang produksi dan ekspor di tingkat nasional.
“Karena ini (hilirisasi) yang masih terjadi peningkatan kapasitas yang cukup signifikan. Bahkan hingga semester II tahun lalu itu kelihatan kapasitas produksi dari industri-industri terkait logam dasar, nikel, itu masih meningkat sehingga ini akan menjadi pendorong pertumbuhan dari sisi volume ekspor untuk tahun ini,” ujar Helmi dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Senin (26/5/2025).
Dia menambahkan, belanja modal pemerintah yang mulai meningkat sejak April 2025 juga menjadi sinyal positif yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 akan lebih baik dari kuartal I yang tercatat 4,87 persen.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan pemerintah akan menggulirkan enam stimulus untuk mendongkrak konsumsi masyarakat pada Juni-Juli 2025. Salah satunya adalah pemberian diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk sekitar 79,3 juta rumah tangga dengan daya listrik di bawah 1.300 VA.
Selain itu, ada pula diskon transportasi umum, potongan tarif tol, tambahan bantuan sosial, bantuan subsidi upah bagi pekerja berupah rendah, dan perpanjangan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bagi sektor padat karya.
Lebih lanjut, menanggapi stimulus dari sisi inflasi, Helmi memproyeksikan tekanan harga akan tetap terkendali.
Ia menyebut kondisi pasar energi global yang surplus serta produksi pangan domestik yang membaik akan menjaga stabilitas harga.
“Kemudian dari sisi harga pangan juga kami sudah lihat angka produksi padi dan sebagainya di kuartal I kemarin cukup bagus ya. Jadi seharusnya inflasi pangan juga rendah. Ditambah lagi nanti kalau ada stimulus lanjutan yang terkait dengan diskon tarif listrik dan sebagainya itu akan menurunkan harga komponen IHK yang administered price,” ungkapnya.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.