Dalam siaran langsung tersebut, ia kehilangan kemampuan untuk berbicara. Ia mulai merasa tidak biasa dan tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun.
Setiap penyakit, apapun tingkat keparahannya, memiliki tanda-tanda yang kadang terabaikan. Terkadang, kondisi tersebut datang dengan tiba-tiba seperti yang dialami oleh Kristie Kaluza, yang saat mempromosikan perhiasan di TikTok mendapati dirinya mengalami stroke.
“Saya tidak terjatuh. Saya tidak tergeletak di lantai, tapi saya menyadari bahwa perhiasan tersebut terjatuh, dan pikiran saya benar-benar kacau. Saya melihat ke kamera karena saya tahu suami saya sedang menyaksikan, dan saya berusaha mengucapkan, 'Saya perlu bantuan.' Saya tidak bisa menggerakkan tubuh saya. Rasanya sangat berat. Saya bahkan tidak bisa mengangkat lengan saya,” ungkap wanita berusia 43 tahun itu kepada Today.
Dalam siaran langsung tersebut, ia kehilangan kemampuan untuk berbicara. Ia mulai merasa tidak biasa dan tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun. Selanjutnya, dia merasakan getaran di tangan dan kepala.
Beruntung, suaminya Bradley bisa mengenali sinyal tersebut karena ia telah melihat gejala itu sebelumnya ketika ibunya mengalami stroke. Tak lama setelah suami Kristie menghubungi 911, dia merasakan getaran di kepala dan tangannya. “Itu adalah salah satu pengalaman paling menakutkan, tidak mampu mengucapkan kata-kata dan tidak bisa mengontrol kepala atau tangan saya,” tambahnya.
Kaluza kemudian dilarikan ke rumah sakit di mana seorang ahli saraf mengonfirmasi bahwa ia mengalami serangan iskemik sementara, atau dikenal dengan stroke ringan. Setelah serangkaian pemeriksaan, diketahui bahwa ia memiliki celah di antara bilik-bilik atas jantungnya, yang dikenal sebagai foramen ovale paten (PFO), yang menjadi pemicu terjadinya stroke itu di usianya yang masih muda.
PFO adalah sebuah celah kecil seperti tutup antara bilik-bilik atas jantung (atrium) yang tidak menutup setelah proses kelahiran. Selama kehamilan, celah ini memungkinkan darah melewati paru-paru dan tidak digunakan hingga bayi lahir.
Secara umum, foramen ovale seharusnya menutup segera setelah kelahiran. Namun, sekitar 25% populasi mengalami kondisi di mana celah tersebut tetap terbuka atau 'paten'. Sebagian besar orang dengan PFO tidak merasakan gejala dan tidak menyadari keberadaan celah tersebut. Meskipun demikian, dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa berhubungan dengan stroke, migrain, atau penyakit dekompresi pada penyelam.
Meskipun ada beberapa faktor risiko stroke, intervensi dini adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa. Untuk itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda awal stroke. Salah satu gejala yang sering diabaikan adalah kebingungan mendadak atau kesulitan memahami pembicaraan, yang sering kali disalahartikan sebagai stres atau kelelahan.
Seseorang mungkin juga mengalami kesulitan berbicara. Ucapan yang tidak jelas merupakan tanda peringatan utama. Mati rasa atau kelemahan mendadak pada wajah, lengan, atau kaki—terutama pada satu sisi tubuh—merupakan tanda bahaya lainnya, meskipun akan segera menghilang. Penglihatan kabur atau ganda pada satu atau kedua mata terkadang diabaikan atau disebabkan oleh ketegangan mata.
Tanda-tanda halus lainnya termasuk kehilangan keseimbangan, pusing, atau kesulitan berjalan, yang mungkin disalahartikan sebagai kelelahan atau vertigo. Sakit kepala hebat yang tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya juga bisa menjadi tanda awal stroke hemoragik.
Karena gejala-gejala ini dapat muncul sebentar lalu menghilang, banyak orang tidak segera mencari pertolongan. Namun, bahkan tanda-tanda yang berlangsung singkat dapat mengindikasikan risiko tinggi stroke berat di masa mendatang.
Metode FAST dapat menjadi panduan yang dapat diandalkan untuk tindakan cepat. FAST dapat mengenali tiga tanda stroke yang paling umum, yaitu wajah, lengan, ucapan, dan waktu. Metode ini dapat membantu mendeteksi stroke dini sehingga dapat ditangani dengan cepat.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.