Update Terbaru - Berita Populer - Kategori

MK Hapus Ambang Batas Capres, PAN: Sepakat, Semua Warga Negara Berhak Jadi Presiden

Bagikan
03 Januari 2025 | Author : Redaksi
Foto: Antara
Saleh Partaonan Daulay, Wakil Ketua Partai Amanat Nasional (PAN), mendukung putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapus ambang batas calon presiden sebesar 20%.
Saleh Partaonan Daulay, Wakil Ketua Partai Amanat Nasional (PAN), mendukung putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapus ambang batas calon presiden sebesar 20%.

Ia menjelaskan, PAN bersama seluruh tanah air sudah lama memperjuangkan pencabutan aturan tersebut. Sebab dari segi rasional pelaksanaan PT sangat tidak adil. Menurutnya, banyak hak konstitusional warga negara yang diabaikan dan dihilangkan.

"Kalau pakai PT, itu kan artinya tidak semua warga negara punya hak untuk jadi presiden. Hanya mereka yang memiliki dukungan politik besar yang bisa maju. Sementara, untuk mendapat dukungan politik seperti itu sangat sulit,” ujarnya kepada wartawan, Jakarta, Kamis (2/1/2025).

PAN sendiri, ungkap Saleh, mengaku sangat bersyukur dengan keputusan ini. Pihaknya berharap akan banyak calon presiden dan wakil presiden yang muncul.

“Dan tentu sedapat mungkin kami juga bermimpi untuk mendorong kader sendiri. Atau paling tidak, bekerjasama dan berkolaborasi dengan partai atau elemen bangsa lainnya. Terakhir, ya kami mengucapkan terima kasih kepada MK yang telah mengambil keputusan ini. Ini adalah keputusan yang sangat populis yang didukung oleh masyarakat,” kata Saleh menegaskan.

Saleh menyatakan, Indonesia memiliki potensi punya banyak calon pemimpin nasional yang layak diandalkan. Bahkan, ia menyebut calon pemimpin ini bisa berada di kampus-kampus, bekerja sebagai profesional, aktivis ormas, NGO dan lain-lain.

“Namun mereka ini tidak terpikir untuk maju sebagai capres atau cawapres. Sebab, mereka tidak memiliki modal dasar dan pengalaman menjadi pengurus partai politik,” ucapnya.

Ke depan, tutur dia, semua pihak harus duduk bersama untuk merumuskan sistem pilpres terbaik. Dan yang terpenting, memastikan semua orang punya hak yang sama untuk mencalonkan dan dicalonkan.

"Prinsip dasar dari demokrasi itu adalah persamaan hak dan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. Dan itu harus dimulai dari sistem regenerasi dan pergantian kepemimpinan di semua tingkatan. Ini kelihatan sederhana. Tetapi pasti membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk menerapkannya,” tuturnya.

Mahkamah Konstitusi (MK) secara resmi menghapus ketentuan ini, usai mengabulkan gugatan bernomor 62/PUU-XXII/2024 yang digelar di Ruang Sidang MK, Jakarta, Kamis (2/1/2025). "Mengabulkan permohonan para pemohon untuk seluruhnya," ujar Ketua MK, Suhartoyo saat membacakan putusan.

Dia menjelaskan, dikabulkan permohonan tersebut karena norma Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109) bertentangan dengan UUD 1945.

Adapun Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 berbunyi, "Pasangan Calon diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik Peserta Pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen (dua puluh persen) dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen (dua puluh lima persen) dari suara sah secara nasional pada Pemilu Anggota DPR periode sebelumnya."

Pada poin putusan berikutnya Suhartoyo menyatakan, "pengusulan pasangan calon presiden dan wakil presiden oleh partai atau gabungan partai politik peserta pemilu tidak didasarkan pada persentase jumlah kursi di DPR atau suara sah secara nasional."

Dalam proses putusan, dua dari sembilan hakim konstitusi, yakni Anwar Usman dan Daniel Yusmic dinyatakan memiliki pendapat berbeda. Menurut Suhartoyo, keduanya menyatakan pemohon tak memiliki legal standing.

Putusan ini jadi kado tahun baru bagi para partai politik yang tak memiliki perolehan suara sebanyak partai besar pada pemilu sebelumnya, tetapi ingin mencalonkan jagoannya.

Baca Juga
• Disertasi Bahlil Belum Diakui Secara Akademis, UI: Tuntutan Pembatalan Tak Relevan
• KPU Tegaskan Akan Komitmen Cegah Kekerasan Gender Pada Pemilu 2024
• Puan Nilai Aksi Kekerasan KKB di Papua Sudah Keterlaluan
• Pelesiran saat Kondisi Ekonomi Indonesia Tak Baik, Misbakhun Harus Minta Maaf ke Publik
• Bawaslu Tegas Minta Panwas Tegakkan Aturan di Pilkada 2024
#MK #Pencapresan #PAN #Presiden #pemilu #pemilu2024 #presiden #wakilpresiden
BERITA LAINNYA
Kesehatan Selain Simbol Dukung Palestina, Intip 3 Fakta Menarik Semangka yang Jarang Diketahui
Luar Negeri Angka Kelahiran di Jepang Semakin Mengkhawatirkan, Tokyo Gratiskan Tempat Penitipan Anak
Infotainment Makan Banyak Korban Kamera Jahat Wartawan, Ashanty Ungkap Rasa Takut
Teknologi Jejak Digital Bisa Jadi Petaka, Kenali Tips Bijak Bermedia Soisal
Infotainment Denise Chariesta Melahirkan Anak Pertama di Tanggal Cantik Berbarengan Dengan Aurel Hermansyah
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.