Dedie menjelaskan bahwa pemkot telah memberikan perawatan kepada para korban keracunan, melakukan langkah-langkah pencegahan, dan menjalankan penyelidikan epidemiologi (PE).
Jumlah siswa yang mengalami keracunan akibat makanan bergizi gratis (MBG) terus bertambah, kini mencapai 214 siswa. Kejadian ini mendorong Pemkot Bogor untuk mengklasifikasikannya sebagai kejadian luar biasa (KLB).
"Untuk kejadian ini, Pemkot Bogor telah mengkonfirmasi status Kejadian Luar Biasa (KLB)," ujar Wali Kota Bogor Dedie Rachim dalam rilisnya, yang dikutip di Jakarta pada hari Senin (12/5/2025).
Pemkot Bogor telah berkolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menilai kembali program MBG, termasuk penanganan kasus tersebut.
Dedie menjelaskan bahwa pemkot telah memberikan perawatan kepada para korban keracunan, melakukan langkah-langkah pencegahan, dan menjalankan penyelidikan epidemiologi (PE).
"Kami menjamin bahwa seluruh biaya medis bagi mereka yang terdampak akan ditanggung oleh Pemkot Bogor," kata Dedie Rachim.
Dia juga menambahkan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk menentukan apakah sumbernya berasal dari SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) atau dari lokasi lain. Di samping itu, telah dilakukan pemetaan terhadap sekolah-sekolah yang mengalami keracunan, dan terdapat 13 sekolah yang teridentifikasi mengalami insiden menyedihkan ini.
"Kami akan diskusikan dengan BGN, kami ingin anak-anak tetap senang dan tetap bahagia menerima langsung MBG ini tanpa ada ketakutan, tanpa ada ragu-ragu lagi," kata Dedie.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor melaporkan penambahan korban keracunan MBG. "Perkembangan hingga 10 Mei 2025 terjadi penambahan empat kasus, sehingga total korban kini mencapai 214 orang," kata Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno dalam keterangannya, Minggu (11/5/2025).
Berdasarkan sebaran kasus, terdapat sembilan sekolah yang melaporkan dugaan keracunan MBG. Perinciannya yakni TK Bina Insani (25 orang), SD Bina Insani (10 orang), SMP Bina Insani (94 orang), SMA Bina Insani (1 orang), SDN Kukupu 3 (8 orang), SDN Kedung Waringin (7 orang), SDN Kedung Jaya 1 (16 orang), SDN Kedung Jaya 2 (45 orang), dan SMP Bina Graha (8 orang).
Sri Nowo Retno mengatakan, sampai saat ini ada 34 siswa yang masih dirawat di rumah sakit dari sebelumnya berjumlah 40 orang. Sementara, 45 siswa lainnya menjalani rawat jalan dan 129 siswa mengalami keluhan ringan.
Hingga kini belum ada konfirmasi dari BGN. Namun, sebelumnya Kepala BGN Dadan Hindayana masih saja menilai jumlah siswa yang keracunan tak sebanding dengan jumlah penerima manfaat yang baik-baik saja. Dia menganggap klaim keberhasilan 99 persen program MBG sesuai realita.
"Bapak Presiden menyampaikan angka (99,99 persen) itu, nah angkanya mencerminkan itu. Bukan kita yang mengklaim, tapi angka," ucap Dadan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2025).
"Sekarang penerima manfaat kan 3,5 juta, angka kejadian Anda bisa hitung sendiri. Tinggal bagi angka kejadian dengan 3,5 juta. Coba saja bagi sendiri ya. Sekarang dalam otak Anda ada berapa? Coba. Berapa? Bagi dengan 3,5 juta, berapa hasilnya?" ucap dia lagi dengan bangga.
Ide Times adalah Portal Media Online yang menyajikan Berita Terkini dan Terbaru seputar Informasi, News Update, Politik, Ekonomi, Humaniora dan Gaya Hidup.